Sunday, August 22, 2021

Santri TPQ Al-Amin Mulai Kembali Bacakan Mutiara Hadits Riyadus Sholihin di Depan Jamaah

 

Bittara Gontang Syahputra saat membacakan mutiara hadits Riyadus Sholihin di depan jamaah Masjid Al-Amin seusai shalat Ashar, Jumat (20/8/2021).
 

KOTA MALANG –  Taman Pendidikan Alquran (TPQ) Al-Amin mulai kembali menampilkan santrinya untuk membacakan mutiara hadits Riyadus Sholihin di depan jamaah Masjid Al-Amin, Jumat (20/8/2021). 

Bittara Gontang Syahputra atau biasa dipanggil Ebiet, menjadi santri TPQ Al-Amin pertama sebagai pembaca mutiara hadits Riyadus Sholihin di Masjid Al-Amin pasca direnovasi, Jumat pekan lalu. Pembaca hadits selanjutnya Hana Sadhvitonya Nabilah pada Sabtu (21/8/2021).

TPQ yang dibina oleh ustadzah Husnul Khotimah ini memang memberikan kesempatan santri menampilkan keberaniannya membacakan hadits di depan jamaah Masjid Al-Amin. Para santri yang tampil ini dinilai sudah layak berada di atas mimbar.

Kegiatan yang digelar rutin setiap Jumat, Sabtu, dan Ahad seusai shalat Ashar ini, dimulai kembali setelah terhenti beberapa bulan karena Masjid Al-Amin sedang direnovasi total sejak Agustus 2020.

Saat  ini, masjid yang beralamat di Jalan Danau Sentani Utara Blok H3 RW 12, Perumnas Sawojajar I, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang ini, sudah bisa difungsikan lagi untuk kegiatan ibadah sejak bulan ke-9 pelaksanaan renovasi.

Tepatnya, pada Sabtu (10/4/2021) kegiatan ibadah di Masjid Al-Amin diawali dengan dilaksanakannya shalat Subuh berjamaah yang dilanjutkan dengan kajian Sabtu Pagi dan sarapan bersama. Setelah itu, kegiatan ibadah berlanjut menyambut awal Ramadhan 2021 dengan digelarnya shalat tarawih pada Senin (12/4/2021).

Kegiatan pembacaan mutiara hadits ini sempat dilakukan saat berada di masjid pengganti sementara yang didirikan di Lapangan Badminton RT04 RW12. Namun, masjid sementara atau biasa disebut sebagai Masjid Al-Amin II ini sudah tidak digunakan lagi. (hen)

***

Foto-foto lain pembacaan hadits saat di masjid pengganti sementara Al-Amin di Lapangan Badminton RT04 RW12:



  

Wednesday, August 11, 2021

Ini Tiga Keutamaan Bulan Muharram

 
Kajian tafsir Alquran oleh  ustadz H Muhammad Syarif Hidayatullah SAg di Masjid Al-Amin, Selasa (3/8/2021) malam.

KOTA MALANG – Ada tiga keutamaan bulan Muharram yang perlu umat Islam ketahui. Yakni, bulan haram, bulan Allah (syahrullah), dan disunahkannya puasa Tasu’a dan Asyura.

Demikian disampaikan ustadz H Muhammad Syarif Hidayatullah SAg saat mengisi kajian tafsir Alquran di Masjid Al-Amin, Selasa (3/8/2021) malam.

Seperti diketahui, bulan Muharram atau Tahun Baru Islam tahun ini jatuh pada Selasa, 10 Agustus 2021. Bersamaan dengan itu, kajian tafsir Alquran yang diasuh oleh ustadz Syarif mengulas tentang tiga keutamaan bulan pertama dalam kalender Hijriah ini.

Ustadz Syarif menjelaskan, Muharam adalah salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam. Dalam kalender hijriah, ada empat bulan yang termasuk bulan-bulan dimuliakan (al asyhurul hurum) yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.

“Firman Allah SWT di dalam Surat At Taubah ayat 36 disebutkan: Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu,” papar ustadz Syarif.

Lebih lanjut, ustadz dari Kantor Kementerian Agama Kota Batu ini menjelaskan, saat memasuki bulan haram tersebut maka dilarang berperang dan melakukan kedzaliman.

“Keutamaan bulan Muharram yang kedua adalah, bulan ini disebut sebagai syahrullah (bulan Allah). Dalam Hadits Riwayat (HR) Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada syahrullah (bulan Allah) yaitu Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam,” jelas dia.

Kemuliaan ketiga dari bulan Muharram, kata ustadz Syarif, adalah disunahkannya puasa tasu’a dan asyura. Bahkan puasa tasu’a dan asyura serta puasa sunah lainnya (Senin Kamis, ayyamul bidh, puasa daud), nilainya menjadi puasa yang paling mulia setelah Ramadhan.

“Dalam Hadits Riwayat (HR) Muslim, secara khusus, Rasulullah ditanya mengenai puasa asyura, beliau menjawab, “ia bisa menghapus dosa setahun yang lalu”,” terang ustadz Syarif.

Sedangkan mengenai puasa tasu’a, ustadz Syarif memaparkan bahwa Rasulullah berazam untuk menjalankannya, meskipun beliau tidak sempat menunaikan karena wafat sebelum Muharram tiba.

“Para sahabatnya yang menjalankan puasa tasu’a seperti keinginan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam,” tegas dia

Sementara itu, kajian Alquran yang diadakan rutin setiap bulan pada Selasa minggu pertama dan kedua ini, digelar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat dalam masa pandemi Covid-19, seperti menjaga jarak, bermasker, dan jumlah jamaah yang terbatas. (hen)

 

Monday, August 9, 2021

Kajian Ahad Pagi Kembali Rutin Digelar pada Pekan Kedua Setiap Bulan

 

Ustadz Hasyim Ashari SPdI dari Singosari memberikan pemaparan dalam kajian Ahad Pagi di Masjid Al-Amin, Minggu (8/8/2021). (Foto-foto: hen)

 KOTA MALANG – Kajian Ahad Pagi yang digelar Masjid Al-Amin pada pekan kedua setiap bulan kembali bisa diikuti oleh jamaah, Ahad (8/8/2021). Kajian ini sempat dilaksanakan tidak kontinyu karena kondisi masjid sedang direnovasi total sejak Agustus 2020 hingga sekarang.

Dalam masa renovasi, kajian Ahad Pagi sempat digelar pada 10 April 2021 di masjid yang beralamat di Jalan Danau Sentani Utara Blok H3 RW 12, Perumahan Sawojajar I, Kota Malang, ini.  Namun, saat itu pelaksanaannya bukan hari Ahad tetapi Sabtu. Kajian Sabtu Pagi tersebut digelar guna menandai digunakannya kembali Masjid Al-Amin untuk kegiatan ibadah pasca 9 bulan pelaksanaan renovasi.

“Alhamdulillah, hari ini (8/8/2021) kajian Ahad Pagi kembali bisa dilaksanakan. Kegiatan ini akan rutin kami gelar lagi hari Ahad minggu kedua setiap bulan, karena Masjid Al-Amin sudah bisa digunakan sepenuhnya meski renovasi belum berakhir,” kata Ketua Takmir Masjid Al-Amin Drs Mulyani Surendra MS seusai acara kajian Ahad Pagi.

Dia menjelaskan, kajian Ahad Pagi digelar setelah shalat Subuh yang dilanjutkan dengan sarapan bersama jamaah yang hadir. Dalam acara tersebut, kajian kembali dibawakan oleh ustadz Hasyim Ashari SPdI. Pada 10 April lalu, kegiatan kajian juga diasuh oleh ustadz dari Singosari tersebut.

Sementara itu, ustadz Hasyim Azhari dalam kajiannya kali ini mengangkat tema ”Tiga Hal Penghalang ke Surga”.  “Ada tiga hal penghalang kita masuk ke surganya Allah. Yang pertama adalah sombong. Kedua ghulul atau khianat, dan yang ketiga adalah utang,” jelas ustadz Hasyim.

Sombong oleh ustadz Hasyim diibaratkan orang yang berada di sebuah menara tinggi kemudian melihat orang lain di bawahnya terlihat kecil. Namun, saat orang sombong tersebut berada di ketinggian tidak menyadari bahwa orang yang berada di bawah  yang melihatnya juga kecil.

Sayangnya, pemaparan ustadz Hasyim berakhir di bahasan sombong. Sedangkan faktor penghalang kedua dan ketiga, yakni ghulul (khianat) dan utang belum sempat dijelaskan karena diakhiri setelah kajian ini berlangsung selama 1 jam.

Seperti  diketahui, pembangunan renovasi Masjid Al-Amin dimulai pada Agustus 2020 dengan total anggaran Rp 2 miliar. Rencana awal, pembangunan dikerjakan selama 2 tahun dari peletakan batu pertamanya pada 9 Agustus 2020. Terhitung hingga saat ini, pelaksanaan pembangunan sudah memasuki bulan ke-12. Renovasi hanya menyisakan menara karena pembangunan fisik dan sarana pendukung lainnya sudah diselesaikan. (hen)

 

********************


Foto-foto lain kegiatan Kajian Ahad Pagi di Masjid Al-Amin:







Tuesday, August 3, 2021

Kajian Tafsir Alquran, Bedah Dahsyatnya Ancaman Siksa bagi Penumpuk Harta, Suka Mencela, dan Mengumpat

Jamaah mengikuti acara kajian tafsir Alquran di Masjid Al-Amin oleh ustadz H Muhammad Syarif Hidayatullah SAg, Selasa (3/8/2021) malam.

KOTA MALANG - Kajian tafsir Alquran di Masjid Al-Amin oleh ustadz H Muhammad Syarif Hidayatullah SAg, Selasa (3/8/2021) malam, memasuki bulan ketiga setelah digelar perdana pada Juni lalu. Kajian kali ini membedah Surat Al Humazah (الهمزة), surat ke-104 dalam Alquran.

Kajian yang diadakan rutin tiap bulan pada Selasa minggu pertama dan kedua ini, digelar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat dalam masa pandemi Covid-19, seperti menjaga jarak, bermasker, dan jumlah jamaah yang terbatas.  

Jamaah Masjid Al-Amin, baik laki-laki dan perempuan, terlihat antusias mengikuti kajian tafsir Alquran yang diasuh oleh ustadz dari Kantor Kementerian Agama Kota Batu ini. Penyampaian materi tafsir yang menarik dengan dilengkapi proyektor yang sudah disiapkan ketakmiran, menjadikan kajian berdurasi sekitar satu jam ini serasa berlangsung singkat.

Dalam pemaparannya, ustadz Syarif mengatakan, secara umum, Surat Al Humazah menggambarkan realitas kehidupan yakni adanya manusia-manusia yang kerdil jiwanya. Terkungkung dalam kekuasaan harta hingga menempatkannya di atas segala. Tertipu dengan harta yang ia kumpulkan hingga menganggap dirinya lebih baik dari orang lain. Kemudian ia pun suka mengumpat dan mencela.

“Lukisan pemandangan siksaan dalam surat ini sangat sesuai dengan tindakan mereka yang suka mengumpat dan mencela, suka mencaci dan memaki. Bahkan redaksi ayat dalam surat ini berbeda dari surat-surat lainnya. Tekanan suara pada lafal-lafal ayat menunjukkan kekerasannya,” papar ustadz Syarif.

Menurut dia, begitu tegas Allah mengancam dan menunjukkan gambaran siksanya atas orang yang suka mengumpat dan mencela serta menunjukkan betapa hinanya tindakan mereka. Dan Dia mengingatkan kepada orang-orang beriman agar jangan sampai jiwa mereka dihinggapi moralitas yang hina dina ini.

“Ada empat hal yang menjadi pelajaran bagi kita dari Surat Al Humazah. Yang pertama, orang yang suka menumpuk harta dan suka mencela serta mengumpat akan dilemparkan ke dalam neraka dengan siksaan pedih,” kata dia.

Kedua, lanjut ustadz Syarif, api neraka yang digambarkan di dalam surat ini membakar hingga hatinya. Ketiga, neraka tempat penyiksaan tertutup rapat dan tidak bisa keluar darinya. Dan yang keempat, di neraka tersebut mereka diikatkan di tiang-tiang yang kuat. 

Sementara itu, Ketua Takmir Masjid Al-Amin Drs Mulyani Surendra MS mengatakan, pihaknya mewakili ketakmiran mengajak seluruh jamaah Masjid Al-Amin untuk memanfaatkan kesempatan menimba ilmu sebaik-baiknya melalui forum kajian tafsir Alquran yang rutin digelar setiap bulan ini.

“Mari manfaatkan waktu kita untuk mengikuti kajian tafsir Alquran di Masjid Al-Amin. Namun, selama menggelar kajian kami tetap menerapkan  protokol kesehatan karena kita masih dalam masa pandemi,” tegas Cak Loem, sapaan akrabnya.(hen)