Saturday, December 11, 2021

Sah, Yayasan Al-Amin Dapat Hibah Tanah dari Pemkot Malang

 

Masjid Al-Amin berdiri di atas anah seluas 465 meter persegi yang terletak di Jalan Danau Sentani Utara Blok H3 Kelurahan Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Tanah ini  sudah resmi dihibahkan Pemkot Malang kepada Yayasan Al-Amin yang nota hibahnya ditandatangani pada 18 Oktober 2021. (Foto: Hen)  

KOTA MALANG - Sekretaris Daerah Kota Malang Erik Setyo Santoso ST MT bersama Ketua Yayasan Al-Amin Kota Malang Ir H Tri Agus Djoko Kuntjoro MT menandatangani dokumen penyerahan barang milik daerah Kota Malang kepada Yayasan Al-Amin, Senin (18/10/2021).  

“Alhamdulilah perjalanan panjang yang kita lalui terkait dengan status lahan yang ditempati Masjid Al-Amin ini sudah membuahkan hasil. Pemkot Malang sudah secara resmi menghibahkan tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya Masjid Al-Amin kepada Yayasan Al-Amin,” kata Tri Agus.

Wakil Rektor Institut Teknologi Telkom Surabaya ini mengungkapkan, berita acara serah terima hibah barang milik Pemkot Malang berupa sebagian tanah kepada Yayasan Al-Amin bernomor:  030/4.691/35.73.503/2021. Berita acara tersebut ditandatangani kedua belah pihak pada 18 Oktober 2021.

Dalam berita acara serah terima, lanjut  Tri Agus, disebutkan penyerahan hibah berupa tanah seluas 465 meter persegi (m2) yang terletak di Jalan Danau Sentani Utara Blok H3 Kelurahan Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang ini didasarkan atas empat hal.

Dasar pertama, Keputusan Wali Kota Malang bernomor 188.45/322/35.73.112/2021 tentang Penetapan Pelaksanaan Hibah Barang Milik Daerah Berupa Sebagian Tanah kepada Yayasan Al-Amin Kota Malang.

Dasar kedua,  surat dari Yayasan Al-Amin pada 7 Juni 2021 nomor 16/YA/VI/2021 perihal Permohonan Penerbitan Hak Penggunaan Lahan Masjid Al-Amin.

Selanjutnya, dasar ketiga adalah surat Wali Kota Malang tertanggal 14 Juli 2021 dengan nomor 030/2.822/35.73.503/2021 perihal Persetujuan Hibah sebagian Tanah Milik Pemerintah Kota Malang untuk Masjid kepada Yayasan Al-Amin.

Sedangkan dasar yang keempat adalah nota perjanjian hibah daerah antara Pemerintah Kota Malang dengan Yayasan Al-Amin tentang Hibah Sebagian Tanah Milik Pemerintah Kota Malang untuk Tempat  Ibadah Berupa Masjid Al-Amin nomor 050/4.691/35.73.503/2021 dan nomor 017/YA/X/2021.

“Terhitung sejak ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima ini, maka seluruh hak kewajiban dan tanggungjawab atas tanah yang dihibahkan Pemkot Malang beralih kepada Yayasan Al-Amin,” ujar dia.

Tri Agus mengisahkan bahwa tanah tersebut sudah digunakan sejak tahun 1997 sebagai tempat berdirinya Masjid Al-Amin.

“Sejak berdiri  tahun 1997 lalu Masjid Al-Amin belum pernah mengalami perbaikan. Baru pada tahun 2020 masjid ini direnovasi total yang peletakan batu pertamanya dilakukan pada Ahad pagi, tanggal 9 Agustus 2020,” jelas ketua Panitia Renovasi Masjid Al-Amin ini.

Tri Agus menambahkan, pasca diterimanya nota hibah dari Pemkot Malang, masih ada satu lagi tahapan yang akan dilakukan panitia renovasi Masjid Al-Amin yaitu meminta persetujuan status lahan  dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Malang menjadi status resmi sebagai lokasi lahan masjid.

Dengan adanya surat persetujuan dari BPN ini, lanjut Tri Agus, nantinya dapat dihindari munculnya konflik atas status lahan, baik dari tuntutan warga maupun unit-unit pemerintahan yang lain.

“Bila surat dari BPN ini sudah diterima, akan menjadi langkah awal yang baik untuk lebih lanjut berkreasi atau memanfaatkan kepemilikan lahan masjid lebih optimal dalam peribadatan, khususnya warga RW 12,” pungkas Tri Agus. (hen)

Sunday, October 24, 2021

Kunjungi Griya Lansia Husnul Khotimah, Yayasan Al-Amin Kembali Gelar Baksos setelah Vakum 3 Tahun

Rombongan jamaah Masjid Al-Amin melakukan kunjungan sosial di Griya Lansia Husnul Khotimah, Dusun Baran, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Ahad (24/10/2021). 

KOTA MALANG – Yayasan Al-Amin kembali melakukan kegiatan bakti sosial (Baksos) yang sempat berhenti sementara (vakum) 3 tahun terakhir. Mengawali kegiatan tersebut, Griya Lansia Husnul Khotimah di Dusun Baran, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, menjadi lokasi kunjungan sosial pada Ahad (24/10/2021).

Dipimpin langsung oleh Ketua Yayasan Al-Amin H Ir Tri Agus Djoko Kuntjoro MT, kunjungan sosial yang terdiri dari  12 orang laki-laki dan 9 orang perempuan jamaah Masjid Al-Amin ini, berangkat menuju lokasi pukul 08.30 dari halaman masjid.

Tri Agus menyatakan bersyukur atas digelarnya kembali giat sosial yang sudah dilakukan sejak tahun 2015. Terakhir, acara baksos dilakukan pada Mei 2018 lalu. Sedangkan kunjungan sosial hari ini merupakan yang ke 11 kali dilakukan Yayasan Al-Amin yang rutin dilaksanakan setiap tiga bulan sekali. 

“Alhamdulillah, Yayasan Al-Amin kembali bisa menggelar bakti sosial setelah berhenti sementara karena konsentrasi ke pembangunan renovasi Masjid Al-Amin sehingga alokasi dana dan tenaga fokus ke rehab masjid. Dan baru bulan Oktober ini kami bisa mengawali lagi kegiatan sosial seperti kunjungan ke Griya Lansia Husnul Khotimah yang baru saja selesai kita lakukan hari ini,” papar Tri Agus.

Untuk diketahui, renovasi Masjid Al-Amin dimulai sejak 9 Agustus 2020 dengan anggaran Rp 2 miliar. Hingga awal Oktober 2021 ini pembangunannya sudah selesai sekitar 90 persen. Saat ini tinggal menyisakan pembangunan menara masjid, 

Dalam setiap giat sosial ini, Tri Agus melanjutkan, Yayasan Al-Amin menyalurkan bantuan berupa uang yang berasal dari saldo yayasan. Selain itu, bantuan juga berasal dari jamaah Masjid Al-Amin berupa uang dan barang kebutuhan pokok, seperti beras, gula, minyak, dan lain-lain.

“Bantuan yang kami salurkan hari ini berupa uang tunai Rp 5,6 juta, beras 185 kilogram, gula 7 kilogram, dan barang-barang kebutuhan sehari-hari lainnya,” kata wakil rektor Institut Teknologi Telkom Surabaya ini.

Menurut dia, ke depannya baksos yang dilakukan dengan berkunjung ke panti-panti sosial ini dipertahankan untuk dijadikan tradisi yang dibiasakan setiap 3 bulan sekali.

“Disamping untuk melatih kepekaan hati sebagai manusia agar timbul empati kepada saudara kita, kegiatan ini juga untuk recharge keimanan agar naik kembali. Tentunya juga untuk ukhuwah islamiah serta ikut andil dalam berdakwah yang tidak hanya dilakukan dalam bentuk ceramah tetapi dalam bentuk sedekah,” ungkap pria kalem ini.

Tri Agus mengatakan, giat sosial yang dilakukan Yayasan Al-Amin diharapkan akan lebih besar lagi, baik berupa sedekahnya, bentuk perhatian dan kerja samanya, aktivitas yang tidak hanya sekedar untuk panti asuhan. Tetapi juga untuk kebutuhan biaya pendidikan, dan sebagainya.

Dia menambahkan, program biaya pendidikan yang sudah dijalankan yayasan sejak 2016 awalnya banyak diminati warga. Namun, sekarang jumlahnya semakin berkurang. 

“Kemungkinan berkurangnya peminat bantuan pendidikan ini karena tingkat kemakmuran warga yang meningkat. Padahal, dana yang kami sediakan tersedia,” ujar dia.

Tri Agus juga menekankan harapannya, bantuan yang diberikan tidak hanya sekadar pemberian tetapi diharapkan bisa meningkat lebih tinggi lagi. “Istilahnya kita beri pancing agar bisa dijadikan sebagai bekal usaha sehingga bentuknya lebih produktif,” tandasnya.

Sementara itu, saat giat sosial di Griya Lansia Husnul Khotimah,  Tri Agus yang mewakili yayasan memberikan langsung bantuan uang tunai kepada pendiri rumah penampungan, Arif Rakhman Haki. Sedangkan bantuan berupa barang diserahkan simbolis oleh Ketua RW 12 Kelurahan Madyopuro Anthony Setiawan.

Dalam kesempatan tersebut, pria yang akrab disapa Arif Camra ini memaparkan keberadaan Griya Lansia Husnul Khotimah yang dibangun secara swadaya untuk memberikan fasilitas rumah tinggal dan perawatan bagi warga lanjut usia (lansia).

“Perawatan di sini (Griya Lansia Husnul Khotimah) diberikan secara gratis sebagai bentuk kepedulian kami pada warga lansia telantar agar mendapatkan tempat tinggal yang layak di masa tuanya,” jelas mantan wartawan ini.

Di griya yang dibangun sejak Januari tahun 2019, Arif menambahkan, para warga lansia tak hanya diberi tempat untuk tinggal tetapi juga dirawat diperhatikan jadwal makan, kebersihan, hingga diberi sejumlah kegiatan salah satunya bimbingan rohani.

Karena itu, rumah penampungan ini mengajak sejumlah sukarelawan untuk ikut berkontribusi dalam merawat puluhan warga lansia. 

“Kami juga membuka donasi dari masyarakat tanpa kecuali untuk pengembangan griya lansia berupa wakaf tanah perluasan Griya Lansia Husnul Khotimah di sebelah utara bangunan lama. Donasi yang kami tawarkan Rp 500 ribu per meter persegi,” terang pria asal Sidoarjo ini. (hen)

 

###

 

Foto-foto lain acara kunjungan sosial di Griya Lansia Husnul Khotimah:

 











 

Monday, October 11, 2021

Renovasi Masjid Al-Amin Tinggal Menyisakan Menara, Dianggarkan Rp 290 Juta

 

Maket menara Masjid Al-Amin yang pembangunannya diperkirakan menelan anggaran Rp 290 juta. Donasi dari masyarakat, khususnya dari para jamaah masjid ini akan memperlancar pembangunan menara ini.

KOTA MALANG – Renovasi Masjid Al-Amin sudah menyelesaikan bangunan utama. Saat ini pembangunannya tinggal menyisakan menara yang diperkirakan menelan anggaran Rp 290 juta.

Ketua Panitia Renovasi Masjid Al-Amin H Ir Tri Agus Djoko Kuntjoro MT mengatakan, hingga September 2021 pembangunan renovasi masjid yang dimulai sejak 9 Agustus 2020 sudah menelan anggaran sekitar Rp 1,5 miliar dari total anggaran yang direncanakan Rp 2 miliar.

“Hingga awal Oktober 2021 ini pembangunannya sudah selesai sekitar 90 persen. Yang sudah selesai dikerjakan bangunan utama. Sedangkan yang belum (dibangun) tinggal dua yakni menara masjid dan lantai teras halaman depan masjid,” ujar Tri Agus yang juga Ketua Yayasan Al-Amin ini.

Dia mengatakan, anggaran menara membutuhkan dana yang cukup besar. “Ancer-ancer  awal saya antara Rp 100 juta sampai Rp 150 juta. Namun dalam pelaksanaannya bisa juga lebih dari itu. Pelaksana pembangunan renovasi  memperkirakan anggaran  yang dibutuhkan untuk menyelesaikan renovasi sekitar Rp 290 juta,” papar Tri Agus.

Pria yang juga menjabat Wakil Rektor 3 Institut Teknologi Telkom Surabaya ini menambahkan, pelaksanaan renovasi saat ini ditunda sementara pembangunannya 2-3 bulan ke depan karena keterbatasan dana yang tersedia.

“Jika ada kemudahan (anggaran) kita mulai lagi pembangunannya. Karena itu, kami harapkan pembangunan selanjutnya donasi dari jamaah masih terus mengalir. Gimana nanti kita sebagai umat Islam memberikan yang terbaik untuk Allah SWT,” kata dia.


Sebagai ketua panitia renovasi, Tri Agus bersama anggotanya berupaya semaksimal mungkin segera menyelesaikan pembangunan renovasi masjid yang berdiri sejak tahun 1997 ini.

“Insyaa Allah, apabila sudah selesai pembangunannya, segera kami serahkan ke ketakmiran.  Selanjutnya,  akan kita isi Masjid Al-Amin yang sudah megah ini dengan aktivitas yang bisa menunjang peribadatan. Baik dari sisi jamaah yang masih anak-anak, kemudian remaja , dan para orang tua. Kita cari yang sederhana yang penting bisa diisi aktivitas kegiatan di sini (Masjid Al-Amin),” harap Tri Agus. (hen)


###

Foto-foto lain bangunan Masjid Al-Amin di bawah ini:

 








Friday, September 17, 2021

Masjid Al-Amin Jadi Saksi Ikrar Seorang Mualaf

 

Prosesi ikrar syahadat Stefan Ariawan Lisman (tidakberkopiah) yang digelar di Masjid Al-Amin, Kota Malang, Selasa (14/9/2021). 

KOTA MALANG - Masjid Al-Amin menjadi saksi prosesi ikrar syahadat bagi Stefan Ariawan Lisman, Selasa (14/9/2021). Pemuda asal Jakarta ini memilih masjid yang berada di Blok H3K kawasan Perumahan Sawojajar I, Kota Malang, sebagai tempat resmi untuk memulai dirinya menjadi seorang muslim.

Prosesi mengikrarkan diri dengan mengucapkan kalimat syahadat dipandu ustadz H Muhammad Syarif Hidayatullah SAg, dari Kantor Kementerian Agama Kota Batu. Ustadz Syarif merupakan pengisi kajian tafsir Alquran yang rutin digelar setiap hari Selasa minggu kedua dan ketiga di Masjid Al-Amin.

“Alhamdulillah, proses mualaf saudara kita Stefan Ariawan Lisman selesai digelar seusai shalat Maghrib yang disaksikan oleh jamaah Masjid Al-Amin. Setelah berikrar syahadat, nama Stefan berganti menjadi Safaraz Salahuddin Rasya Lee,” terang Ketua Takmir Masjid Al-Amin Drs Mulyani Surendra MS.

Pria yang akrab disapa Cak Loem ini mengungkapkan, penandatanganan ikrar syahadat dan sertifikat mualaf oleh pembimbing ikrar, yakni Ustadz Syarif Hidayatullah SAg. Sedangkan penandatanganan  ikrar syahadat dan sertifikat mualaf oleh dua orang saksi yaitu H Anthony Setiawan, ketua RW13 Kelurahan Madyopuro, dan H Tri Priyo Hartono.

“Tinggalnya (Stefan Ariawan Lisman) masih di Jakarta (Pantai Mutiara Blok B Pluit Penjaringan). Tapi  dia tadi bercerita bahwa selalu belajar Islam lewat YouTube dulu. Namun, Pak Bambang (Bambang Sugeng SPd, Sekretaris Takmir Masid Al-Amin) juga sudah menawari agar Pak Stefan pinjam buku-buku perpustakaan di masjid kita,” ujarnya.

Cak Loem secara khusus memberikan pesan kepada Stefan untuk mengubah total penampilannya agar terlihat islami. Selain itu, begitu selesai bersyahadat agar langsung belajar tata cara ibadah, dan lain-lain untuk bekal menikah sebagai muslim.

“Semoga setelah menikah dan tinggal di RW kita (RW13 Kelurahan Madyopuro), dia dan calon istrinya akan rajin ke Masjid Al-Amin,” kata penghobi gowes ini.

Sementara itu, terkait prosesi mengikrarkan diri dengan mengucapkan kalimat syahadat  di Masjid Al-Amin, menurut Cak Loem merupakan yang kedua kalinya digelar.  

“Baru dua kali acara ikrar  syahadat dilakukan di Masjid Al-Amin. Yang pertama sekitar 10 tahun yang lalu dan yang kedua baru saja dilakukan Selasa kemarin. Semuanya laki-laki,” pungkas dia. (hen)

 

Sunday, August 22, 2021

Santri TPQ Al-Amin Mulai Kembali Bacakan Mutiara Hadits Riyadus Sholihin di Depan Jamaah

 

Bittara Gontang Syahputra saat membacakan mutiara hadits Riyadus Sholihin di depan jamaah Masjid Al-Amin seusai shalat Ashar, Jumat (20/8/2021).
 

KOTA MALANG –  Taman Pendidikan Alquran (TPQ) Al-Amin mulai kembali menampilkan santrinya untuk membacakan mutiara hadits Riyadus Sholihin di depan jamaah Masjid Al-Amin, Jumat (20/8/2021). 

Bittara Gontang Syahputra atau biasa dipanggil Ebiet, menjadi santri TPQ Al-Amin pertama sebagai pembaca mutiara hadits Riyadus Sholihin di Masjid Al-Amin pasca direnovasi, Jumat pekan lalu. Pembaca hadits selanjutnya Hana Sadhvitonya Nabilah pada Sabtu (21/8/2021).

TPQ yang dibina oleh ustadzah Husnul Khotimah ini memang memberikan kesempatan santri menampilkan keberaniannya membacakan hadits di depan jamaah Masjid Al-Amin. Para santri yang tampil ini dinilai sudah layak berada di atas mimbar.

Kegiatan yang digelar rutin setiap Jumat, Sabtu, dan Ahad seusai shalat Ashar ini, dimulai kembali setelah terhenti beberapa bulan karena Masjid Al-Amin sedang direnovasi total sejak Agustus 2020.

Saat  ini, masjid yang beralamat di Jalan Danau Sentani Utara Blok H3 RW 12, Perumnas Sawojajar I, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang ini, sudah bisa difungsikan lagi untuk kegiatan ibadah sejak bulan ke-9 pelaksanaan renovasi.

Tepatnya, pada Sabtu (10/4/2021) kegiatan ibadah di Masjid Al-Amin diawali dengan dilaksanakannya shalat Subuh berjamaah yang dilanjutkan dengan kajian Sabtu Pagi dan sarapan bersama. Setelah itu, kegiatan ibadah berlanjut menyambut awal Ramadhan 2021 dengan digelarnya shalat tarawih pada Senin (12/4/2021).

Kegiatan pembacaan mutiara hadits ini sempat dilakukan saat berada di masjid pengganti sementara yang didirikan di Lapangan Badminton RT04 RW12. Namun, masjid sementara atau biasa disebut sebagai Masjid Al-Amin II ini sudah tidak digunakan lagi. (hen)

***

Foto-foto lain pembacaan hadits saat di masjid pengganti sementara Al-Amin di Lapangan Badminton RT04 RW12:



  

Wednesday, August 11, 2021

Ini Tiga Keutamaan Bulan Muharram

 
Kajian tafsir Alquran oleh  ustadz H Muhammad Syarif Hidayatullah SAg di Masjid Al-Amin, Selasa (3/8/2021) malam.

KOTA MALANG – Ada tiga keutamaan bulan Muharram yang perlu umat Islam ketahui. Yakni, bulan haram, bulan Allah (syahrullah), dan disunahkannya puasa Tasu’a dan Asyura.

Demikian disampaikan ustadz H Muhammad Syarif Hidayatullah SAg saat mengisi kajian tafsir Alquran di Masjid Al-Amin, Selasa (3/8/2021) malam.

Seperti diketahui, bulan Muharram atau Tahun Baru Islam tahun ini jatuh pada Selasa, 10 Agustus 2021. Bersamaan dengan itu, kajian tafsir Alquran yang diasuh oleh ustadz Syarif mengulas tentang tiga keutamaan bulan pertama dalam kalender Hijriah ini.

Ustadz Syarif menjelaskan, Muharam adalah salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam. Dalam kalender hijriah, ada empat bulan yang termasuk bulan-bulan dimuliakan (al asyhurul hurum) yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.

“Firman Allah SWT di dalam Surat At Taubah ayat 36 disebutkan: Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu,” papar ustadz Syarif.

Lebih lanjut, ustadz dari Kantor Kementerian Agama Kota Batu ini menjelaskan, saat memasuki bulan haram tersebut maka dilarang berperang dan melakukan kedzaliman.

“Keutamaan bulan Muharram yang kedua adalah, bulan ini disebut sebagai syahrullah (bulan Allah). Dalam Hadits Riwayat (HR) Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada syahrullah (bulan Allah) yaitu Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam,” jelas dia.

Kemuliaan ketiga dari bulan Muharram, kata ustadz Syarif, adalah disunahkannya puasa tasu’a dan asyura. Bahkan puasa tasu’a dan asyura serta puasa sunah lainnya (Senin Kamis, ayyamul bidh, puasa daud), nilainya menjadi puasa yang paling mulia setelah Ramadhan.

“Dalam Hadits Riwayat (HR) Muslim, secara khusus, Rasulullah ditanya mengenai puasa asyura, beliau menjawab, “ia bisa menghapus dosa setahun yang lalu”,” terang ustadz Syarif.

Sedangkan mengenai puasa tasu’a, ustadz Syarif memaparkan bahwa Rasulullah berazam untuk menjalankannya, meskipun beliau tidak sempat menunaikan karena wafat sebelum Muharram tiba.

“Para sahabatnya yang menjalankan puasa tasu’a seperti keinginan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam,” tegas dia

Sementara itu, kajian Alquran yang diadakan rutin setiap bulan pada Selasa minggu pertama dan kedua ini, digelar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat dalam masa pandemi Covid-19, seperti menjaga jarak, bermasker, dan jumlah jamaah yang terbatas. (hen)

 

Monday, August 9, 2021

Kajian Ahad Pagi Kembali Rutin Digelar pada Pekan Kedua Setiap Bulan

 

Ustadz Hasyim Ashari SPdI dari Singosari memberikan pemaparan dalam kajian Ahad Pagi di Masjid Al-Amin, Minggu (8/8/2021). (Foto-foto: hen)

 KOTA MALANG – Kajian Ahad Pagi yang digelar Masjid Al-Amin pada pekan kedua setiap bulan kembali bisa diikuti oleh jamaah, Ahad (8/8/2021). Kajian ini sempat dilaksanakan tidak kontinyu karena kondisi masjid sedang direnovasi total sejak Agustus 2020 hingga sekarang.

Dalam masa renovasi, kajian Ahad Pagi sempat digelar pada 10 April 2021 di masjid yang beralamat di Jalan Danau Sentani Utara Blok H3 RW 12, Perumahan Sawojajar I, Kota Malang, ini.  Namun, saat itu pelaksanaannya bukan hari Ahad tetapi Sabtu. Kajian Sabtu Pagi tersebut digelar guna menandai digunakannya kembali Masjid Al-Amin untuk kegiatan ibadah pasca 9 bulan pelaksanaan renovasi.

“Alhamdulillah, hari ini (8/8/2021) kajian Ahad Pagi kembali bisa dilaksanakan. Kegiatan ini akan rutin kami gelar lagi hari Ahad minggu kedua setiap bulan, karena Masjid Al-Amin sudah bisa digunakan sepenuhnya meski renovasi belum berakhir,” kata Ketua Takmir Masjid Al-Amin Drs Mulyani Surendra MS seusai acara kajian Ahad Pagi.

Dia menjelaskan, kajian Ahad Pagi digelar setelah shalat Subuh yang dilanjutkan dengan sarapan bersama jamaah yang hadir. Dalam acara tersebut, kajian kembali dibawakan oleh ustadz Hasyim Ashari SPdI. Pada 10 April lalu, kegiatan kajian juga diasuh oleh ustadz dari Singosari tersebut.

Sementara itu, ustadz Hasyim Azhari dalam kajiannya kali ini mengangkat tema ”Tiga Hal Penghalang ke Surga”.  “Ada tiga hal penghalang kita masuk ke surganya Allah. Yang pertama adalah sombong. Kedua ghulul atau khianat, dan yang ketiga adalah utang,” jelas ustadz Hasyim.

Sombong oleh ustadz Hasyim diibaratkan orang yang berada di sebuah menara tinggi kemudian melihat orang lain di bawahnya terlihat kecil. Namun, saat orang sombong tersebut berada di ketinggian tidak menyadari bahwa orang yang berada di bawah  yang melihatnya juga kecil.

Sayangnya, pemaparan ustadz Hasyim berakhir di bahasan sombong. Sedangkan faktor penghalang kedua dan ketiga, yakni ghulul (khianat) dan utang belum sempat dijelaskan karena diakhiri setelah kajian ini berlangsung selama 1 jam.

Seperti  diketahui, pembangunan renovasi Masjid Al-Amin dimulai pada Agustus 2020 dengan total anggaran Rp 2 miliar. Rencana awal, pembangunan dikerjakan selama 2 tahun dari peletakan batu pertamanya pada 9 Agustus 2020. Terhitung hingga saat ini, pelaksanaan pembangunan sudah memasuki bulan ke-12. Renovasi hanya menyisakan menara karena pembangunan fisik dan sarana pendukung lainnya sudah diselesaikan. (hen)

 

********************


Foto-foto lain kegiatan Kajian Ahad Pagi di Masjid Al-Amin:







Tuesday, August 3, 2021

Kajian Tafsir Alquran, Bedah Dahsyatnya Ancaman Siksa bagi Penumpuk Harta, Suka Mencela, dan Mengumpat

Jamaah mengikuti acara kajian tafsir Alquran di Masjid Al-Amin oleh ustadz H Muhammad Syarif Hidayatullah SAg, Selasa (3/8/2021) malam.

KOTA MALANG - Kajian tafsir Alquran di Masjid Al-Amin oleh ustadz H Muhammad Syarif Hidayatullah SAg, Selasa (3/8/2021) malam, memasuki bulan ketiga setelah digelar perdana pada Juni lalu. Kajian kali ini membedah Surat Al Humazah (الهمزة), surat ke-104 dalam Alquran.

Kajian yang diadakan rutin tiap bulan pada Selasa minggu pertama dan kedua ini, digelar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat dalam masa pandemi Covid-19, seperti menjaga jarak, bermasker, dan jumlah jamaah yang terbatas.  

Jamaah Masjid Al-Amin, baik laki-laki dan perempuan, terlihat antusias mengikuti kajian tafsir Alquran yang diasuh oleh ustadz dari Kantor Kementerian Agama Kota Batu ini. Penyampaian materi tafsir yang menarik dengan dilengkapi proyektor yang sudah disiapkan ketakmiran, menjadikan kajian berdurasi sekitar satu jam ini serasa berlangsung singkat.

Dalam pemaparannya, ustadz Syarif mengatakan, secara umum, Surat Al Humazah menggambarkan realitas kehidupan yakni adanya manusia-manusia yang kerdil jiwanya. Terkungkung dalam kekuasaan harta hingga menempatkannya di atas segala. Tertipu dengan harta yang ia kumpulkan hingga menganggap dirinya lebih baik dari orang lain. Kemudian ia pun suka mengumpat dan mencela.

“Lukisan pemandangan siksaan dalam surat ini sangat sesuai dengan tindakan mereka yang suka mengumpat dan mencela, suka mencaci dan memaki. Bahkan redaksi ayat dalam surat ini berbeda dari surat-surat lainnya. Tekanan suara pada lafal-lafal ayat menunjukkan kekerasannya,” papar ustadz Syarif.

Menurut dia, begitu tegas Allah mengancam dan menunjukkan gambaran siksanya atas orang yang suka mengumpat dan mencela serta menunjukkan betapa hinanya tindakan mereka. Dan Dia mengingatkan kepada orang-orang beriman agar jangan sampai jiwa mereka dihinggapi moralitas yang hina dina ini.

“Ada empat hal yang menjadi pelajaran bagi kita dari Surat Al Humazah. Yang pertama, orang yang suka menumpuk harta dan suka mencela serta mengumpat akan dilemparkan ke dalam neraka dengan siksaan pedih,” kata dia.

Kedua, lanjut ustadz Syarif, api neraka yang digambarkan di dalam surat ini membakar hingga hatinya. Ketiga, neraka tempat penyiksaan tertutup rapat dan tidak bisa keluar darinya. Dan yang keempat, di neraka tersebut mereka diikatkan di tiang-tiang yang kuat. 

Sementara itu, Ketua Takmir Masjid Al-Amin Drs Mulyani Surendra MS mengatakan, pihaknya mewakili ketakmiran mengajak seluruh jamaah Masjid Al-Amin untuk memanfaatkan kesempatan menimba ilmu sebaik-baiknya melalui forum kajian tafsir Alquran yang rutin digelar setiap bulan ini.

“Mari manfaatkan waktu kita untuk mengikuti kajian tafsir Alquran di Masjid Al-Amin. Namun, selama menggelar kajian kami tetap menerapkan  protokol kesehatan karena kita masih dalam masa pandemi,” tegas Cak Loem, sapaan akrabnya.(hen)


Thursday, July 22, 2021

Berkurban 10 Kambing dan 15 Sapi, Masjid Al-Amin Gelar Pemotongan Mandiri

 

Proses pemotongan hewan kurban di Masjid Al-Amin dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan yang ditentukan pemerintah termasuk menggunakan masker. (Foto-foto: hen)

KOTA MALANG – Panitia kurban Masjid Al-Amin, Perumahan Sawojajar I, Kota Malang, melakukan penyembelihan 10 ekor kambing dan 15 ekor sapi dalam pelaksanaan perayaan Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah, Selasa (20/7/2021).

Pemotongan hewan kurban dilaksanakan secara mandiri oleh panitia yang merupakan warga Blok H3 RW 12 Perumahan Sawojajar I, Kota Malang.  

Ketua Takmir Masjid Al-Amin Drs Mulyani Surendra MS mengatakan bahwa pihaknya memang tak melakukan penyembelihan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH).

“Kami memutuskan untuk melakukan pemotongan hewan kurban secara mandiri. Pertimbangannya, jika ke RPH harus antre dan memakan waktu lama karena melayani seluruh Kota Malang. Selain itu, kami menerapkan protokol kesehatan sangat ketat, baik sebelum maupun saat pelaksanaan penyembelihan,” kata Cak Loem, sapaan akrab Mulyani Surendra.

Dia menjelaskan, protokol kesehatan (Prokes) yang dilakukan sebelum pelaksanaan penyembelihan di antaranya, penyemprotan disinfektan hewan kurban saat dikirim ke Masjid Al-Amin.

“Panitia setiap tahun mendatangkan langsung sapi dari Madura sebagai hewan kurban. Saat datang di sini (Masjid Al-Amin) dua hari sebelum pelaksanaan penyembelihan, seluruh sapi disemprot disinfektan termasuk pengantar dan kendaraan untuk mengirim,” jelas dia.


Para pengantar hewan kurban dari Madura, lanjut Cak Loem, juga dilengkapi dengan surat-surat pendukung bebas Covid-19, seperti tes swab negatif dan sudah divaksin.

“Semua surat tersebut wajib ditunjukkan ke panitia saat tiba di lokasi  dan dipenuhi oleh mereka,” tandasnya. 

Dia menambahkan, prokes juga diterapkan ketat saat pelaksanaan penyembelihan. Diantaranya, seluruh panitia kurban memakai double masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan standar prokes lainnya.

Bahkan, ujar dia, petugas pemboleng (jagal) yang didatangkan sebanyak delapan orang, wajib disemprot disinfektan ke seluruh pakaian yang dikenakannya. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran virus corona.

“Kami juga melarang anggota panitia kurban untuk datang ke lokasi penyembelihan jika ada yang merasa sakit atau tidak enak badan,” jelas dia.

Meski demikian, Cak Loem menegaskan, apabila seusai pelaksanaan penyembelihan tersebut ternyata menimbulkan dampak bagi panitia yang terlibat, misalnya merasa demam, batuk, dan tubuh terasa sakit semua, pihak ketakmiran Masjid Al-Amin bersedia memberi subsidi 75 persen untuk biaya tes swab antigen.

“Kami tetap berharap dan berdoa semoga kita semua tetap sehat dan tidak terjadi yang kita khawatirkan. Juga, status lingkungan RW kita tetap hijau, serta pandemi ini segera usai,” kata dia.

Sementara itu, untuk penyaluran daging kurban, Cak Loem mengatakan, hanya diserahkan kepada warga sekitar dan yayasan-yayasan seperti pondok pesantren dan panti asuhan.

“Seperti halnya tahun lalu, kami tidak membagikan daging kurban kepada gepeng (gelandangan dan pengemis) agar tidak menimbulkan kerumunan,” tutup Cak Loem. (hen)

  

##

 

Foto-foto lain kegiatan penyembelihan hewan kurban di Masjid Al-Amin 1442 Hijriah: